30 Agustus 2014

Three Sentences

Semalem gue lagi iseng buka laptop. Berhasil nulis satu artikel dan selanjutnya stuck ga tau mau ngapain, akhirnya gue minta tolong ke 3 temen gue buat bikin satu kalimat dan mereka nurut HAHAHA *evil laugh*, oke deh ini kalimatnya: 
Levi: Kebingungan memilih ******* atau ***** 
Faiz: Gadis itu putus cinta gara-gara cowo ber******* 
Mia: Mia lagi nunggu dijemput ayah
Sumpah ini kalimat absurd semua apalagi punya Levi sama Faiz *jitakin satu2* oke deh tapi gue coba bikin something dari ketiga kalimat ini yahhh~~


Gadis itu berlari kemudian memeluk sahabat terdekatnya. Rona merah tampak jelas di kedua pipinya. Ia sedang jatuh cinta! Ya, lebih tepatnya jatuh pada dua hati. Hal yang selanjutnya ia lakukan adalah memeluk bantal Doraemon kesayangannya sambil tertawa-tawa sendiri seperti orang tidak waras. Roll film di dalam kepalanya terus memutarkan kenangan yang terjadi beberapa menit yang lalu. Roll film itu berisi kenangan yang tidak akan pernah ia lupakan dari dua orang yang telah mengisi hatinya selama beberapa bulan terakhir. Akhirnya, hari ini, penantian menyebalkan itu usai sudah. Kebingungan memilih ******* atau ***** akhirnya menemukan titik cerah. Ia memilih satu dari mereka dan BINGO mereka menjadi sepasang kekasih. Gadis itu sangat bahagia menemukan pangeran idamannya. Matanya berkilauan setiap kali ia menyebutkan nama kekasih barunya itu. Ia berharap mereka akan bersama selamanya seolah-olah mereka adalah pasangan yang telah diikat oleh takdir. Tapi ini bukan dunia dongeng. Bukan cerita Cinderella yang sepertinya tidak pernah menderita setelah bertemu Sang Pangeran, karena mereka diceritakan akan hidup bahagia selamanya. Ini dunia nyata. Dan waktu membuktikan jika hubungan mereka hampa. Mereka seperti musafir, berjalan beriringan di padang pasir gersang, saling membutuhkan, tapi tidak pernah mau mengungkapkan. Ego has landed. 

Maya

Kamu ,
Yang kecil tapi keras kepala. Selalu mengelak jika ditanya tentang 
perasaan yang sebenarnya kamu rasakan untuknya. Bukan salahmu apalagi 
mereka yang bertanya. Tidak ada yang salah. Sebenarnya kamu tidak tahu 
apa yang sedang kamu rasakan. Hatimu mengatakan 'ya' tapi kepalamu 
'tidak'. Mana yang harus kamu pilih? 
Kalian yang riang ketika bercanda meski hanya dalam kata. Kalian yang
diam seperti patung es ketika saling bertemu. Kalian akrab sekali,
sungguh, tapi kalian tidak nyata. Kalian maya. Kenapa? Kenapa? Satu kata
yang paling sering kepalamu ucapkan tapi tak kunjung menuai jawaban
yang pasti. Mungkin dia malu. Mungkin dia sedang tidak ingin bicara.
Mungkin. Mungkin. Mungkin. Ah, sampai kapan hatimu mampu membelanya?
Kamu takut kehilangannya. Ya, kamu takut kehilangan semua perhatian yang
ia tujukan untukmu. Untuk berbagai cerita tentang keluarganya. Dan
untuk dirinya yang tanpa sadar telah membuat kamu terpikat.
Cinta kalian ada, tapi tidak nyata. Saat ini kalian seperti musafir,
berjalan beriringan di padang pasir gersang, saling membutuhkan, tapi
tidak pernah mau mengungkapkan. Ego has landed.

Dini Sekar
Fiksi