Kalau saja dia tahu siapa yang selalu merindukan raut wajahnya yang ceria. Yang selalu membisikan doa dalam setiap helaan nafas. Yang selalu rela menukarkan nyawanya demi seseorang yang bahkan tak pernah menoleh ke arahmu. Pasti dia tidak akan pernah melewatkan sedikitpun pandangannya darimu. Dia akan berlutut kepadamu dan mengucapkan terimakasih sampai mulutnya berbusa. Cinta yang telah membuatmu kehilangan akal sehat, sampai-sampai kamu rela mati untuknya.
24 Maret 2012
Kaos
Kamu tidak tau apa-apa tentang aku, begitupula sebaliknya. Sore itu kamu bertanya, kaos mana yang cocok untuk dijadikan buah tangan. Kedua tanganmu memegang dua buah kaos yang berbeda. Yang satu bergambar delman dan yang lainnya bergambar sebuah bangunan tua yang aku sendiri tidak tahu apa namanya. Menurutku yang bergambar delman lebih bagus. Tapi seketika kamu berpendapat bahwa yang bergambar bangunan tua lebih unik. Apa gunanya bertanya jika kamu sendiri tau jawabannya? Kita pun berdebat hanya untuk memilih sebuah kaos. Akhirnya kamu membeli keduanya dan pergi tanpa permisi. Ah dasar keras kepala!
Langganan:
Postingan (Atom)